Senin, 25 Oktober 2010

Cerpen Kelvin Johanes Tantowi

A K U

J

ika ada sebuah kanvas dapat melukiskan perasaanku sekarang, maka kanvas itu akan robek dan hancur tercabik-cabik. Mungkin aku bukanlah orang yang sempurna, mungkin sangat jauh dari hal itu. Namun mengapa semua orang seolah memojokanku hingga demikian parah. Aku ingin berteriak, namun aku tak mampu. Aku ingin seseorang mendengarkan ku dan memelukku dan menjagaku terus disisiku. Namun apa daya, aku hanya dapat mendengarkan mereka.

Andai saja, aku menjaga tubuhku sebelum semuanya telah terlambat seperti ini. Andai saja, aku dapat menahan musibah itu. Musibah yang merubah seluruh masa depanku, hidupku, dan segalanya. Semuanya terlambat. Sekarang hal yang dapat aku lakukan hanyalah berbaring, menanti, dan mendengar. Penyakit ini menyeretku kepada kehampaan dunia. Bagiku detak jantungku sendiri adalh symphony terindah dalam hidupku. Namun hadirat manusia mengalahkan segalanya, khususnya istriku.

Suntikan, obat, dan infus adalah nafasku sehari-hari. Separuh hartaku yang telah aku usahakan selama ini habis untuk menjaga kelangsungan hidupku. Istriku adalah satu-satunya pribadi yang paling setia, dan memahami aku. Hanya ia yang paham akan kebutuhanku. Setiap harinya, istriku membacakan kata-kata motivasi untukku hidup. Ia selalu menyanyikan senandung merdu setiap malam untukku. Hanya ia satu satunya yang dapat memadamkan amarahku. Hanya ia yang dapat menghiburku dikala hatiku gelisah. Hanya dia yang dapat menghapus air mata hatiku. Jika aku dapat pulih dan bangun, aku akan memeluk erat istriku dan berkata Aku mencintaimu. Penyesalanku telah lama kupendam. Sesalku terhadap istriku sendiri. Mengapa aku menyia-nyiakannya dahulu. Mengapa aku tak pernah acuh dengannya dikala ia memerlukan aku. Istriku, andai kau dapat membaca bahasa hembusan nafasku. Kupanjatkan setiap permohonan maafku dan rasa terimakasihku padamu lewat hembusan nafasku. Istriku, maafkan aku yang dahulu. Aku sekarang sadar. Aku sekarang paham.

Dua tahun sudah aku berbaring disini. Namun, istriku masih seperti mulanya. Ia tetap mengiringi selah kehidupanku dengan siraman motivasi hidup. Mungkin tak terhitung jumlahnya, ia telah berkata aku mengasihimu, padaku. Hatiku menjerit setiap kali lontaran kata itu diutarakan. Aku menangis, aku pilu, namun telah lama luapan emosi ini tak tertumpahkan. Aku menahannya.

Disebuah malam, Februari malam, namun sayangnya aku lupa hari berapa, namun satu hal aku tahu. Istriku berulang tahun. Aku menjerit kepada tubuhku, “ Hey Tubuh! Bangunlah! Ucapkanlah kasih sayangmu di hari spesial istrimu!”. Namun tak ada jawaban apapun. Tak ada tanda-tanda apapun. Aku memaksa tubuhku. Aku kerahkan seluruh energi dalam tubuhku selam ini. Aku mengepalkan tanganku. Aku menggigit bibir bawahku. Hati dan pikiranku aku goncangkan. Adrenalinku aku pacu. Namun aku masih belum berhasil untuk siuman. Detak jantungku naik drastis, seluruh perawat dan dokter menggerumuniku. Mereka cemas akan aku. Beberapa menit setelahnya istriku datang dan memegang erat jemari tanganku. Aku pun menjadi lebih tenang. Namun guncangan hebat dari jantungku sebelumnya membuat kesehatanku menurun. Sekarang istriku ada disampingku dan kehilangan kebahagiaan pada hari ulang tahunnya. Kembali ia berkata bahwa ia mengasihiku dan ia meminta maaf ia terlambat datang di hari itu. Pukulah hebat aku rasakan ketika itu juga. Pukulan yang tepat menancap di benakku. Ditambah lagi aku dapat merasakan derai air matanya di jemariku, dan helaan nafasnya yang menggambarkan kegelisahannya. Perasaan yang selama ini aku hindari kembali muncul. Rasa penyesalan dan bersalah yang tak terselesaikan.

Malam itu bagaikan malam petaka bagiku. Istriku menemaniku hingga cahaya pagi menyongsong. Ia tidur dengan tangan terlipat dan duduk disebelahku sepanjang malam. Sejak saat itu, aku bertekad untuk tidak mengulangi tindakan yang sama. Aku tidak akan membuat suasana berantakan dan kacau.

Malam itu menjadikan pelajaran yang sangat berharga bagiku. Malam yang mengajariku untuk menghargai waktu yang ada. Malam yang mengajarkan untuk mengendalikan diri sebagaimana seharusnya. Malam yang mengajariku untuk berdamai dengan keadaanku.

Malam itu, mulai pudar. Waktu terus berlari, detak jantungku terus menghitung. Pikiran dan raga ku mulai beradu. Mereka tidak serasi. Mereka berlawanan. Mereka terus bergejolak dalam jiwaku. Aku ingin kabur dari semua ini. Namun aku tak bisa. Terkadang terlintas dibenakku, aku ingin ajal segera menjemput, namun disaat seperti itu, istriku menjadi pemadam terhadap semua gagasan berbahaya itu. Ia yang terus menjaga gairah hidupku setiap waktu. Ia yang memberikan aku semangat untuk melanjutkan riwayat hidupku di masa sisa ini.

Bagiku waktu hanyalah penghalang kebahagiaanku. Aku ingin bebas. Aku ingin pergi dari keadaanku. Namun tetap saja aku tak mampu. Aku tak mampu menggerakan raga yang besar ini. Aku tak mampu mengucapkan sepatah kata yang sangat rumit bagiku. Aku tak mampu mengucapkan aku mengasihimu bagi istriku sendiri.

Suatu saat dokter datang ke ruangan aku, ia melihat data riwayat kesehatanku. Ia berkata bahwa sisa hidupku tinggal beberapa hari saja, dan tidak ada lagi harapan untuk hidup. Dokter pun tidak yakin mengenai kesadaranku sekarang. Ia berkata bahwa aku sebenarnya sudah meninggal. Hanya detak jantung dan nafasku yang tersisa dan semuanya itu akan hilang dan aku akan lenyap dari bumi. Ia berkata kepada istriku dengan jelas. Namun aku mendengarnya. Aku ingin menjerit. “ Hey, aku masih hidup! Aku ingin hidup!”. Namun sayangnya istriku yakin dengan perkataan dokter, ia menangis. Aku mendengar jelas seduannya. Aku mendengar jelas kepiluan hatinya. Aku tahu betul istriku. Namun apa daya aku hanya bisa mendengarnya.

Sejak saat itu, istriku memeluk erat ragaku. Mencium keningku, dan mengucapkan kata yang tak biasa kudengar, dan sangat sakit untuk ku dengar dan lebih sakit dari segalanya. Ia berkata di depan telingaku, “ Selamat tinggal sayang…”. Kemudian ia membelai kepalaku dengan jemarinya yang basah, dan aku tau itu air matanya. Aku pun sangat tersentak ketika aku mendengar langkah kaki istriku menjauh dari ruanganku dan tidak terdengar lagi.

Ketika semuanya pergi, rasa sama seperti malam petaka itu datang lagi. Jiwa dan pikiranku bergejolak, menjerit kepada ragaku. Hey, Bangunlah kau raga! Namun tetap saja aku masih berbaring dan tak berdaya.

Semuanya pun berlalu dan memudar kembali. Layaknya jejak kaki terseret pasir dan terhapus. Sekarang aku tidak bisa membedakan mana hidup dan mati. Seluruh perasaan dan luapan emosi telah kacau. Aku tidak tahu harus berfikir apa lagi. Aku telah mengusahakan setidaknya pikiranku untuk bangun. Namun aku tahu itu semua sia-sia. Pada saat seperti ini, aku merasa tidak ada lagi yang peduli kepadaku, bhkan aku tidak peduli lagi. Untuk memastikan kehidupanku, aku hanya mendengarkan detak jantungku dan mencoba konsentrasi untuk mempertahankannya. Aku merasa seluruh dunia memojokanku. Disaat seperti ini aku sadar. Aku lemah. Aku sombong sebelumnya. Aku manusia yang bodoh. Namun entah mengapa kata-kata istriku selalu mengingatkan ku untuk bertahan. Aku pun bertahan.

Sekarang aku tidak peduli dengan hari, minggu, bahkan bulan. Mungkin sesekali istriku datang menjengukku, namun ia hanya melihat dan membawa rekanya dan bercerita asyik dengan mereka, tanpa memperdulikan aku lagi. Hal ini merupakan hal yang paling berat dan menyakitkan bagiku, yakni untuk menerima keadaan ini. Menerima bahwa orang terdekatku harus aku biarkan mejauh dan menghilang perlahan-lahan. Sejak perkataan dokter, istriku menjadi jarang menjengukku.

Aku yakin, suatu saat pasti aku bisa berkata atau bahkan benar benar sadar dan mengatakan yang sebenarnya kepada istriku. Aku yakin, aku pasti bisa melakukannya. Aku tidak akan selalu seperti ini. Aku harus sembuh. Aku harus bangun dari tempat tidurku sekarang.

Suatu sore, aku seperti biasanya berbaring tak berdaya disini. Istriku datang menjengukku. Ia seorang diri. Namun, jenguk kali ini berbeda dengan sebelumnya. Ia duduk disampingku, Ia memegang tangan kananku. Aku merasakan hal yang seperti dulu lagi. Aku merasakan aura yang berbeda dengan kehadiran istriku. Dan itu benar ia mengatakan kembali, “Aku mengasihimu sayang, maafkan aku selama ini tak memperdulikanmu..”. Kata-kata itu membuat semua luapan emosi selama ini sedikit luruh dan hal ini membuat aku ingin menangis dan memeluknya. Tiba-tiba hal yang luar biasa bagiku mulai terjadi. Aku menangis. Aku benar-benar menangis. Hal ini mengejutkan istriku, aku sadar dengan hal ini. Aku meneteskan air mata di saat itu. Dengan segera istriku bangun, dan dengan segera ia mengusap air mataku dan berbisik,”Aku tahu kau masih hidup…”. Kata-kata itu menjadi pembangkit semangatku yang baru setelah sekian lama ia tak acuh terhadapku.

Beberapa menit kemudian dokter dan perawat berdatangan ke hadapanku. Mereka mengecek seluruh tubuhku. Itu menyakitkan bagiku. Mereka berkata kepada istriku, baru-baru saja tubuhku mengalami perubahan yang cukup drastis. Aku mengalami perkembangan menuju sembuh. Aku tahu istriku pasti gembira karna itu.

Seminggu telah berlalu, sekarang aku sudah mampu menggerakan jemari ku. Dokter melihat dengan terkagum dengan perkembanganku. Istriku semakin sering menjengukku sekarang, sering kali ia menangis disampingku. Ia berdoa setiap malamnya untuk kesembuhanku. Ia memotivasiku setiap hari lagi. Untukku hal ini bukanlah karna aku, namun karna Tuhan dan istriku yang luar biasa berjuang untuk kesembuhanku. Aku merasa ada sebuah dorongan yang sangat kuat dibelakangku yang berkagta terus berjuang dan jangan pernah menyerah.

Mungkin sebelumnya aku tidak pernah menyangka aku akan seperti ini. Sebelumnya aku menganggap aku adalah manusia terkuat. Namun sejak penyakit itu menyeretku kedalam dunia yang sangat suram ini, aku belajar satu hal, aku tidak akan menyia-nyiakan sekelilingku. Mungkin aku sombong, mungkin aku kejam terhadap sesama di masa lampau. Namun satu hal, aku belajar dari istriku, jangan pernah melihat kebelakang, mari kita berubah, dan terus menjadi lebih baik.

Sebulan sudah, aku menjalani hidupku dengan perkembangan yang perlahan di rumah sakit ini. Sekarang aku sudah bisa membuka mataku dan berbicara sedikit demi sedikit. Sekarang aku sudah dapat beradu seringai dengan istriku. Aku dapat membaca senyuman istriku, aku dapat melihat kecantikannya dengan jelas walaupun tanpa bahasa bibir. Aku cukup bahagia dengan apa yang ada sekarang. Ia tetap setia menjagaku sekarang, ia sering bersenandung indah didepanku, atau bahkan berguyon bersamaku.

Aku pun diperkirakan seminggu dapat pulang. Aku sangat bersemangat dengan hal ini. Aku menantikan setiap detiknya di ranjangku sekarang. Aku menahan seluruh rasa sakit dan kepedihan baik jiwaku maupun ragaku. Aku menahanya demi istriku. Aku harus mengatakannya, dan aku harus bisa membalas kasihnya.

Seminggu telah berlalu, aku pun diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Namun dokter berkata, kondisiku masih sangat labil untuk menjalani kehidupan normal. Walaupun aku masih duduk dikursi rodaku sekarang aku yakin aku bisa pulih.

Aku sekarang berada di rumahku. Aku senang kembali seperti dahulu. Walaupun aku divonis tidak akan dapat berjalan lagi dengan kakiku, paling tidak aku bisa berbicara sekarang dengan bahasa yang luar biasa kuasanya bagiku. Sekarang istriku selalu menemaniku. Tidak ada lagi infuse yang selalu menghalangi nafasku. Tidak adalagi suntikan yang menyakitkan. Dan tidak ada lagi emosi yang tidak terluapkan. Aku terpenuhi sekarang. Aku senang dengan hidupku. Walau tidak sesempurna dahulu, aku bersyukur dengan penyakitku. Aku bersyukur aku dapat melewati masa sulitku. Aku bersyukur aku dapat memahami seberapa cinta kasih istriku sekarang kepadaku. Aku dapat mengerti seberapa mahalnya waktu ku sekarang ini.

Sekarang aku bekerja dari tempat ke tempat. Aku bekerja tidak diatas kakiku, namun kursi rodaku. Aku tidak bekerja dengan tangan lemahku, tapi aku bekerja dengan mulutku. Mulut yang telah diasah melalui penyakit yang mnyakitkan. Aku sekarang banyak berbicara dan mengisi seminar-seminar bagi banyak orang. Mereka yang butuh motivasi, layaknya aku membutuhkan motivasi dari istriku dimasa lampau. Aku gembira dengan pekerjaanku. Aku menikmatinya.

Satu hal aku ingin menyampaikan kepada banyak orang. Kekuatan motivasi mengalahkan segalanya. Kata-kata motivasi bagaikan pedang yang dapat menembus segala persoalan kita. Yang harus kita lakukan adalah terus bertekun dalam keadaan kita, tidak mengeluh, dan tetap percaya kepada target kita masing-masing, walaupun keadaan terlihat tak ada harapan. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 18 September 2010

ANEKA JENIS PARAGRAF

PARAGRAF NARASI

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian . Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita (kronologi cerita ) , tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.

Perhatikan contoh berikut!

Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.

Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan. Contoh : novel, cerpen, drama

Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.

Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin….

PARAGRAF DESKRIPSI

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.

Contoh : keadaan banjir, suasana di pasar


Menandai Ciri-ciri Paragraf Deskripsi

Bacalah dua kutipan di bawah ini!

KUTIPAN 1

Malam itu, indah sekali. Di langit, bintang – bintang berkelip – kelip memancarkan cahaya. Hawa dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang.

KUTIPAN 2

Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar

PARAGRAF PERSUASI

Persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari ide tersebut.

Ciri-ciri paragraf persuasi:

  1. Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
  2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
  3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
  4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
  5. Persuasi memerlukan fakta dan data.

    Contoh paragraf persuasi:
    Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas
    hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

    Kalimat terakhir merupakan kalimat persuasif. Kalimat ini dimunculkan setelah penulis mengemukakan penjelasan yang meyakinkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya, kemudian mengajak pembaca untuk menghindari penggunaan pestisida secara berlebihan.

Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang

berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.

Contoh :

1.Propaganda kelompok / golongan, kampanye .Tujuannya agar masyarakat

mendukung partai, kelompok atau golongan tersebut.

2.Iklan dalam media massa,lebaran, dsb .Tujuannya agar pembaca atau siapapun

yang melihat iklan tersebut membeli barang atau menggunakan jasa tersebut

PARAGRAF ARGUMENTASI

Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.

Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya

(1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya;

(2) alasan, data, atau fakta yang mendukung;

(3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.

Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.

  1. Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan (Tarigan 1981 : 28).
  1. Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya, dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.

Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :

1. melontarkan pandangan / pendirian

2. mendorong atau mencegah suatu tindakan

3. mengubah tingkah laku pembaca

4. menarik simpati

Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis

PARAGRAF EKSPOSISI

Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan.

Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.

Contoh : laporan

Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan, yaitu

(1) eksposisi definisi,

(2) eksposisi proses,

(3) eksposisi klasifikasi,

(4) eksposisi ilustrasi (contoh),

(5) eksposisi perbandingan & pertentangan, dan

(6) eksposisi laporan.

Mengenali Contoh-contoh Paragraf Eksposisi

PARAGRAF 1

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

PARAGRAF 2

Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

PARAGRAF 3

Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.

PARAGRAF 4

Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh – sungguh.

PARAGRAF 5

Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.

PARAGRAF 6

Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan “Risha” alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan, Sore Huni”. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam

.

Topik – topik yang Dapat Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi

Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi. Berikut ini contoh – contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.

1. Manfaat menjadi orang kreatif

2. Bagaimana proses penyaluran bantuan langsung?

3. Konsep bantuan langsung tunai.

4. Faktor – faktor penyebab mewabahnya penyakit flu burung

Senin, 17 Mei 2010

KISI-KISI BAHAN UJIAN AKHIR SEMESTER JKELAS 11

Kisi- Kisi Ulangan Umum Kelas XI


1. Sistematika yang tepat untuk sebuah proposal penelitian adalah …

2. Cakupan masalah :

· Permainan Game Online

· Penurunan prestasi akademik

· Siswa kelas 11 SMA Pribadi

Cakupan masalah tersebut dirumuskan ke dalam judul karya tulis ilmiah yang membahas hubungan timbal-balik yang negatif, maka rumusan judul yang tepat adalah…

3. Penjelasan tentang prosedur dan teknik penelitian dijabarkan pada bagian …

4. Pernyataan yang benar tentang hubungan Rumusan Masalah dengan Tujuan Penelitian adalah…

5. Penulisan daftar pustaka dari data buku sebagai berikut :

· Penulis : Gory Keraf

· Judul : Diksi dan Gaya Bahasa

· Penerbit : Gramedia, Jakarta

· Tahun terbit : 2005

6. Penulisan daftar pustaka dari data majalah sebagai berikut :

· Judul artikel : Pendidikan Kian Menguras Air Mata

· Penulis : Luki Darmadji

· Edisi : Jumat, 7 Mei 2010

Penulisan daftar pustaka yang tepat adalah…

7. Jenis metode penelitian yang menggunakan aplikasi statistik dalam pengolahan datanya disebut metode penelitian…

8. Sebuah kesimpulan penelitian dianggap valid apabila sampel yang diambil sebanyak…dari populasi.

9. Pengambilan sampel dengan cara memilah populasi berdasarkan kategori lalu mengambil sampel dari setiap kategori tersebut. Proses randomisasi ini disebut…

10. Angket adalah…

11. Proses memilah-milah jawaban angket berdasarkan kategori tertentu disebut…

12. Secara historis drama lahir di .................dengan maksud........


13. Menurut periodenya , drama terdiri dari klasik dan modern . Ciri drama klasik adalah ...

14. Asas-asas diskusi adalah…

15. Perbedaan drama dan teater adalah...

16. Prinsip-prinsip yang harus dijaga dalam proses diskusi

17. Jelaskan proses pementasan drama yang dimulai dari penulisan naskah hingga pementasan.