Selasa, 11 Oktober 2011

Sajak-Sajak Wilson Nadeak



SUARA PEMBARUAN DAILY
Last modified: 27/3/09

Malam Menjelang Paskah

percik-percik darah di ambang pintu pelita pada malam gelap
jejak kaki malaikat sunyi
kepak sayap malaikat maut
berhenti
pergi mengusung mimpi

detak jantung anak sulung
terhenti
ambang tanpa darah
domba yang terbantai
ratap tangis
gerimis tanpa henti
Firaun yang geram
larut malam yang muram
lagu duka kehilangan
genta kematian
Bandung, 11 Maret 2009

Wajah

bukan wajah tampan atau keceriaan seorang bintang
tepuk tangan
panggung kehormatan
bagi dia
penjelajah waktu
kehidupan dalam debu
deru
luka sepanjang zaman
demi kehidupan
orang-orang yang terlupakan

bukan wajah tampan
di bayang luka yang memulihkan
mahkota duri
"Eloi, Eloi, Sabakhtani!"
wajah
dalam benam nista
langkah-langkah
salib Golgota
seruan:
"Ampunilah mereka
para pembawa bencana".


"Beri Aku Minum"

siang yang gersang lewat selubung malam
yang panjang
khianati sesudah nyanyi subuh
ayam jantan
pagi dera tubuh
tangan-tangan garang
jalan pendakian
langit pun berduka dalam kelam
siang tiba-tiba menjadi malam
terdengar rintihan:
"Beri Aku Minum"

cuka asam disodorkan
di ujung tombak sebuah cawan

ketika tiba-tiba bumi berguncang
serdadu-serdadu ketakutan
tirai di Bait Suci terbelah
teriakan menggema:
"Usai sudah!"
tubuh terkulai
dalam lengang bumi


Ketika Fajar Subuh

silau mendera serdadu
dalam subuh
gempa bertalu-talu
langit di taman
fajar dalam kepak sayap malaikat
yang mati dibangkitkan

kubur kosong
para imam mereka-reka bohong

para wanita
menyapa Dia
yang bangkit hari ketiga

para pria
dalam sukacita
menjadi pemberita

telah bangkit Dia
Fajar pengharapan
umat manusia

Bandung, 11 Maret 2009