Minggu, 11 Oktober 2009

Pengetahuan Umum tentang Cerpen

Kegiatan menulis, atau mencipta karya sastra, dimulai dari adanya ide. Begitu pula dalam menulis cerita pendek (cerpen). Ide adalah gagasan dasar yang menjadi landasan tematik bagi penulisan cerpen.

Istilah cerpen ( cerita pendek) sering dikaitkan dengan jumlah kata-kata yang dipakai untuk menarasikan ide cerita. . Yang membedakan cerpen dengan bentuk prosa lain bukanlah pada jumlah kata-kata yang dipakai tetapi pada konflik yang dinarasikan. Cerita pendek memiliki 1 konflik cerita utama sementara novel, roman , dan cerita bersambung memiliki berbagai konflik cerita. Secara faktual tentu saja jumlah kata yang dipakai antara cerpen dan novel sangat berbeda.

Dalam perjalanannya , sekalipun cerpen menarasikan 1 konflik cerita tetapi di tangan pengarang yang kreatif hasil akhirnya akan mirip dengan novel. Untuk hal itu, di bawah ini dibedakan cerita pendek berdasarkan jumlah kata:
  1. Cerpen mini ( cermin) / flash , terurai atas <>
  2. Cerpen ideal 3000 - 5000 kata
  3. Cer- pan 10.000 kata
Unsur Pembangun Cerita Pendek
  • Unsur intrinsik : unsur yang secara langsung membangun konstruksi cerita.
  • Unsur ekstrinsik : unsur di luar cerita yang memengaruhi gaya cerita dalam cerpen.
Unsur Intrinsik terdiri dari:
a. Tema : gagasan utama cerita. Tema menjadi semacam benang merah yang merangkai unsur-unsur cerita, sejak alur, plot, sampai penokohan dan karakterisasi tokoh-tokohnya, menjadi sebuah cerpen yang seutuhnya.

b. Plot / alur cerita : proses penggambaran konflik yang terbagi menjadi.Alur adalah pergerakan cerita dari waktu ke waktu. Ada alur progresif (runtut), ada kilas balik (flash back), dan ada percampuran antar keduanya. Alur dibangun oleh narasi, deskripsi, dialog, dan aksi/laku (action). Narasi adalah pelukisan yang dinamis, penggambaran gerak (action) tokoh-tokohnya, serta pergerakan benda-benda yang menjadi penyebab atau akibat aksi para tokoh cerita. Deskripsi adalah pelukisan suasana yang statis, cenderung tetap, seperti suasana kamar yang berantakan, atau bangunan yang luluh lantak oleh bom. Dialog adalah kata-kata yang diucapkan oleh tokoh-tokoh cerita. Ada dialog lahir (terucapkan), ada dialog batin (tidak terucapkan). Sedangkan laku/aksi adalah aktivitas fisik, gerakan anggota badan, dan perbuatan tokoh-tokoh cerita. Tahapan-tahapan ide cerita dituangkan dalam tahapan alur sbb:
  • pengenalan konflik
  • penajaman konflik
  • puncak konflik( klimaks)
  • penyelesaian konflik
  • akhir konflik
c. Penokohan dan karakter : tokoh yang mengemban gagasan cerita. Sedangkan penokohan adalah penciptaan tokoh-tokoh cerita yang dibutuhkan oleh tema dan plot. Contoh sederhananya: untuk tema cinta yang berakhir bahagia, misalnya, cukup dibutuhkan sepasang kekasih dan orang tua yang akhirnya merestui hubungan mereka. Tapi, untuk kisah cinta yang tragis, perlu diciptakan tokoh antagonis, yang membuat hubungan sepasang kekasih itu terbentur-bentur, mengalami krisis, dan berakhir getir. Di sinilah diperlukan apa yang disebut karakterisasi, yakni penciptaan karakter tiap tokoh cerita, agar mereka bisa menggerakkan plot. Karakter tiap tokoh digambarkan melalui narasi, deskripsi, dan dialog. Semakin tajam perbedaan karakter antar-tokoh cerita, akan makin tajam konflik yang terjadi, dan plot akan gampang bergerak ke arah krisis untuk menuju klimaks. Plot menjadi kental, penuh ketegangan (suspense), sehingga cerita tidak bergerak datar tapi dinamis.
  • Tokoh utama ( perannya bisa protagonis atau antagonis )
  • Tokoh pembantu( tokoh tritagonis)
  • Tokoh tambahan ( tokoh tritagonis)
Dalam penokohan dikenal juga istilah tokoh statis ( tokoh yang karakternya tidak berubah dari awal sampai akhir cerita) ; tokoh dinamis ( tokoh yang mengalami perubahan karakter).
Tokoh protagonis adalah tokoh yang biasanya berkarakter baik sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang biasanya digambarkan dengan karakter jahat.

d.Latar adalah 'frame' tempat cerita itu dikisahkan. Latar menyangkut tempat, suasana, dan
waktu.
e.Amanat / pesan moral : nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui cerita.

Unsur ekstrinsik adalah unsur di luar unsur-unsur di atas tetapi memberi kontribusi yang berarti dalam membangun suasana dan gaya cerita . Unsur ekstrinsik menyangkut latar belakang budaya, keyakinan, pengetahuan dan budaya penulisnya. Semua itu akan memberi nuansa yang khas dalam gaya penceritaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar